Ramen, mie kuah asal Jepang yang kini menjadi comfort food jutaan orang di seluruh dunia, ternyata memiliki berbagai macam variasi dan bentuk, lho. Bisa dibedakan dari jenis mie yang digunakan, topping yang ditambahkan, dan yang paling penting–kuahnya! Perbedaan kuah ramen ini penting banget untuk diketahui khususnya bagi kamu yang masih newbie dan pengen coba-coba karena first impression is always important! Biar nggak salah lagi, yuk simak 5 jenis kuah ramen yang wajib kamu ketahui!

Shoyu Ramen: Mie Kuah dengan Bumbu Kecap Asin

Ramen yang satu ini menggunakan saus kecap asin sebagai bumbu utamanya. Well, nggak salah juga sih karena shoyu dalam bahasa Jepang memiliki arti kecap dalam bahasa Indonesia. Jenis kuah ramen yang satu ini biasanya memiliki warna coklat bening yang nggak terlalu kental seperti kuah Tonkotsu ataupun segelap kuah Miso. Shoyu Ramen dijuluki sebagai ramen klasik–karena merupakan salah satu jenis kuah ramen pertama yang dikembangkan oleh Rairaiken pada tahun 1910. Kuah shoyu ini paling pas dipadupadankan dengan mie yang panjang dan lurus, dilengkapi dengan topping daging, kue ikan, telur rebus, daun bawang, rumput laut, dan kecambah atau tauge.

Baca juga: Shoyu Ramen, Kombinasi Rasa Kecap Asin ala Ramen Orisinal Rairaiken

Shio Ramen: Mie Kuah dengan Bumbu Garam

Dalam bahasa Jepang, shio berarti garam. Itu artinya, ramen yang satu ini menggunakan garam sebagai bumbu utamanya. Hal ini sejalan dengan sejarah dan daerah asalnya yaitu Hakodate, Hokkaido! Konon, Pulau Hokkaido terkenal dengan hasil lautnya yang melimpah–itulah mengapa garam laut menjadi bahan utama dalam kuah Shio Ramen. Karena memiliki bumbu utama garam, kuah Shio Ramen berwarna kuning jernih dan rasanya cenderung asin. Jenis kuah yang satu ini cocok dipadukan dengan mie yang berbentuk panjang, lurus, dan tebal, dilengkapi dengan topping irisan daging, sayuran, daun bawang, telur rebus, dan rumput laut.

Baca juga: Shio Ramen, Kuah Bening Rendah Kalori yang Cocok untuk Menu Makan Siang!

Miso Ramen: Mie Kuah dengan Pasta Fermentasi Kedelai

Miso adalah fermentasi rebusan kedelai atau beras yang dicampur dengan sedikit garam dan memiliki rasa yang manis, juga gurih. Jenis kuah yang satu ini dibuat dengan cara mencampurkan hasil fermentasi rebusan kedelai tadi dengan kaldu daging ayam, kaldu ikan, atau kaldu babi. Kuahnya kental, berwarna kuning kecoklatan dan memiliki rasa yang cenderung kuat. Kuah miso ini paling cocok dipadukan dengan mie keriting, tebal, dan tidak terlalu kenyal.

Baca juga: Miso Ramen, Kelezatan Pasta Kedelai yang Menggugah Selera!

Tonkotsu Ramen: Mie Kuah dengan Kaldu Tulang Babi

Dari segi proses pembuatan, Tonkotsu Ramen bisa dibilang memakan waktu yang paling lama. Kuah yang satu ini dibuat dengan cara merebus tulang babi selama berjam-jam hingga menghasilkan lemak dari rebusan tersebut. Kuah Tonkotsu bersifat kental, berwarna putih gading dan kaya rasa. Di Indonesia sendiri, babi bukan makanan yang lazim ditemui, oleh karena itu kamu nggak bisa menemukan Tonkotsu Ramen di sembarang restoran. Meski begitu, Tonkotsu Ramen ini ternyata merupakan salah satu jenis yang paling banyak dicari, lho!

Baca juga: Tonkotsu Ramen, Mie Kuah Kaldu Babi yang Paling Banyak Dicari!

Tsukemen: Mie yang Disajikan dengan Kuah Terpisah

Nah, buat kamu yang nggak begitu suka makanan berkuah tapi penasaran pengen cobain ramen–ada yang namanya Tsukemen! Berbeda dengan ramen pada umumnya, di mana mie yang sudah matang disajikan dalam satu mangkuk bersama kuah panas, Tsukemen ini menyajikan mie dan kuah dalam dua mangkuk terpisah. Jenis mie yang tersedia untuk Tsukemen beragam, begitu pula dengan pilihan kuahnya. Dilansir dari situs matcha-jp.com, Tsukemen di Jepang umumnya terdiri dari mie tebal dengan kuah kental Tonkotsu atau ayam yang ditambahkan dengan bahan makanan laut.

Baca juga: Tsukemen, Keunikan Rameh Kuah Pisah yang Wajib Kamu Coba!

Nah, itu dia 5 jenis kuah ramen yang wajib kamu ketahui sebelum bertandang ke kedai ramen terdekat. In short, ada kuah kecap asin, kuah garam, kuah fermentasi kedelai, kuah kaldu babi, dan kuah yang disajikan terpisah. Kira-kira, mana nih yang jadi favoritmu?